Jumat, 15 Maret 2019

Maaf

Hai, kamu sedang apa disana?
Apakah kamu sudah merasa bahagia setelah aku tak lagi bersamamu? Apakah kau sudah merasa bahagia dengan orang yang bisa disebut penggantiku? Ya, kuharap begitu.
Maafkan aku jika dulu aku tak pernah menjadi sosok yang seperti kau inginkan. Menjadi manusia yang bisa membuatmu merasa bahagia, atau menjadi orang yang bisa membuatmu selalu tertawa lepas saat kita bercanda. Maafkan aku yang dulu selalu membuatmu merasa kesal, atau marah, atau benci, ataupun sedih. Maafkan juga aku yang dulu tak bisa memberimu kenangan yang indah, kenangan yang membekas hingga tak ada yang bisa membuatmu melupakannya keculai Tuhan. Sekali lagi, aku minta maaf.

Tapi, itulah aku, aku yang apa adanya. Dengan segala keterbatasan yang ada, aku tetap mencintaimu bagaimanapun juga. Aku yang hidup sesuai dengan kemauanku, tanpa ada paksaan dari orang lain. Aku yang mencintaimu dengan tulus dan ikhlas tanpa ada rasa sesal atas hancurnya hubungan kita sekarang.

Kau tau? Aku rapuh sekarang. Aku meratapi semua cerita yang pernah kita lalui bersama, kenangan indah itu yang dulu selalu membuatku merasa bahagia. Atas segala tingkah konyolmu yang bisa membuatku tertawa. Kisah kita berdua yang mampu membuatku merasa jadi orang paling beruntung di dunia, karena aku memilikimu.

Maafkan aku jika sampai detik ini aku masih menyayangimu. Maaf jika aku masih mengharapkan kembalinya dirimu. Masih menginginkan kepulanganmu. Aku disini, terus dan terus saja berfikir jika kau akan memikirkan keadaanku, keadaan setelah kita tak lagi bersama.

Kini, kupikir kita seperti orang asing. Kau tak pernah lagi menyebut namaku dan mengatakan rindu. Haha, jangankan rindu, menatapku saja kau enggan. Tapi, biar bagaimanapun aku tetap mengharapkanmu. Ya, tentu saja, aku mencintaimu. Entahlah, oni aku yang bodoh atau kau yang memang sudah tak mau memiliki urausan denganku lagi.

Jika ini adalah akhir dari kisah kita, kuharap aku bisa memastikan kau bahagia bersama sosok yang menggantikan posisiku, siapapun itu, aku tak peduli asal kau bahagia. Aku ingin melihatmu bahagia, sebelum aku benar benar pergi dari kehidupanmu secara perlahan tapi pasti. Cukup kehancuran cerita indah kita dulu yang membuatku kecewa, jangan buat aku kecewa lagi untuk kesekian kalinya dengan membuatku tahu bahwa kau tak merasa bahagia bersama orang yang membuat posisiku dihatimu tergantikan olehnya.

Ini pesanku untukmu, jika kau membaca ini sambil menangis, maka kau akan paham apa arti dari ini semua. Arti dari pesan singkat yang tak berani kukirimkan langsung kepadamu. Asal kau tau saja, air mataku sempat jatuh saat menulis pesan ini, dan mungkin kamu tau bahwa air mata laki-laki itu lebih jujur. Dan untukmu, berbahagialah disana dan jangan sering bersedih. Sebab aku tak ada lagi di sisimu, sekarang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar